Halaman

keep smile

Tersenyumlah ketika di rendahkan orang lain dan yakinlah Tuhan yang akan meninggikan kita :)

Selasa, 28 Juni 2011

Putri Mayang Sari

Menurut sejarah lisan orang Dayak Ma'anyan, Putri Mayang Sari adalah putri 
Sultan Suriansyah yang bergelar Panembahan Batu Habang dari istri keduanya, 
Noorhayati. Putri Mayang Sari dilahirkan di Keraton Peristirahatan Kayu Tangi 
pada 13 Juni 1858, yang dalam penanggalan Dayak Ma'anyan disebut Wulan 
Kasawalas Paras Kajang Mamma'i. Sedangkan Noorhayati sendiri, menurut tradisi 
lisan orang Dayak Ma'anyan adalah perempuan Ma'anyan cucu dari Labai Lamiah, 
tokoh mubaligh Suku Dayak Ma'anyan.

Putri Mayang Sari diserahkan oleh Sultan Suriansyah kepada Uria Mapas, pemimpin 
dari tanah Ma'anyan di wilayah Jaar Sangarasi. Dituturkan, dalam kesalahpahaman 
Pangeran Suriansyah membunuh saudara Uria Mapas yang bernama Uria Rin'nyan 
yaitu pemimpin di wilayah Hadiwalang yang sekarang bernama Dayu. Akibatnya, 
Sultan Suriansyah terkena denda Adat Bali, yaitu selain membayar sejumlah 
barang adat juga harus menyerahkan anaknya sebagai ganti orang yang dibunuhnya.

Setelah Uria Mapas meninggal dunia, penduduk setempat mengangkat Putri Mayang 
Sari untuk memimpin daerah Sangarasi yang sekarang bernama Ja'ar --lima 
kilometer dari Tamiang Layang. Kepemimpinan Mayang Sari sangat diakui 
masyarakat setempat, karena selain putri dari seorang Sultan Banjar, ia adalah 
saudara angkat Uria Mapas Negara. 

Dalam tradisi Dayak Ma'anyan, Putri Mayang Sari dicitrakan sebagai perempuan 
berambut panjang dan berparas cantik. Namun bukan hanya kecantikan yang 
mempesona dimilikinya, tetapi kemampuan menyejahterakan rakyat di wilayah yang 
dipimpinnya. Dituturkan, pada masa hidupnya Putri Mayang Sari tidak pernah 
diam. Ia rajin mengadakan kunjungan ke desa untuk mengetahui kehidupan rakyat 
yang sebenarnya, dan secara khusus untuk mengetahui bagaimana ketahanan pangan 
masyarakat. Ia selalu mengawasi bagaimana hasil panen masyarakat. Untuk 
meningkatkan hasil panen, Putri Mayang Sari menganjurkan agar penduduk menanam 
padi di daerah berair, karena hasil panennya lebih baik daripada di daerah 
kering (tegalan).

Rute kunjungan Putri Mayang Sari setiap tahun adalah melewati daerah timur 
yakni Uwei, Jangkung, Waruken, Tanjung. Kemudian daerah barat yaitu Tangkan, 
Serabun, Beto, Dayu, Patai, Harara dan kembali ke Jaar Sangarasi. Menurut 
kepercayaan orang Dayak Ma'anyan, daerah atau wilayah yang dikunjungi atau 
dilewati Putri Mayang Sari itu selalu mendapat berkah-keberuntungan, misalnya 
pohon buah berbuah lebat. Konon, buah langsat di daerah Tanjung yang terkenal 
manis dan disenangi banyak orang adalah karena daerah Tanjung adalah tempat 
singgah Putri Mayang Sari.

Kendati beragama Islam, dalam menjalankan pemerintahannya Putri Mayang Sari 
menggunakan sistem mantir epat pangulu isa yaitu sistem pemerintahan 
tradisional Dayak Ma'anyan. Dalam pola kepemimpinan ini, satu wilayah ditangani 
empat pemimpin (mantir) dan satu pengulu. Empat mantir mengurus masalah 
pemerintahan, sedangkan pengulu mengatur seluk beluk Hukum Adat. Dalam 
pemerintahannya memang ada dua hal yang diprioritaskan, yaitu terpenuhnya 
kebutuhan pangan rakyat dan tegaknya Hukum Adat yang bagi orang Dayak Ma'anyan 
adalah tataaturan kehidupan.

Setelah mengalami sakit selama tiga hari, pada 15 Oktober 1615 atau dalam 
penanggalan Dayak Ma'anyan disebut Wulan Katiga Paras Kajang Minau, Putri 
Mayang sari wafat. Karena kecintaan rakyat kepadanya, jasadnya tidak langsung 
dikuburkan, tetapi disemayamkan terlebih dahulu di dalam rumah hingga kering. 
Setelah mengering, karena cairan dari mayat disalurkan ke dalam tempayan, jasad 
Putri Mayang dibawa ke seluruh daerah agar semua rakyat mendapat kesempatan 
memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin mereka yang telah meninggal 
dunia. Akhirnya, jenazah Putri disemayamkan di Sangarasi yaitu wilayah Jaar 
sekarang. 

3 komentar:

  1. mantap...lam kenal ya....kunjung balik ke blogku ya...di http://barambaipunya.blogpot.com

    BalasHapus
  2. Informasi yang sangat bermanfaat.......

    BalasHapus