Halaman

keep smile

Tersenyumlah ketika di rendahkan orang lain dan yakinlah Tuhan yang akan meninggikan kita :)

Minggu, 15 Juni 2014

Hobi Barrruuuuu

Emmm layaknya seorang cewek. Jadi hobi baru aku adalah MEMASAK. hahaaa
Emang dari dulu sudah doyan masak tapi kali ini beda, sangat sangat berbeda. Hampir tiap hari kerjaannya masak mulu. sampe kaga ada bosennya. Dari makanan yang lumayan enak sampe makanan yang rasanya ga karuan. hahhaa

Dari memasak ini aku bisa ngambil sebuah pelajaran yang dimana memasak proses dan hasil jadi dari memasak itu bagaikan rangkaian kehidupan. Saat memilih bahan makanan layaknya kita memilih teman mana yang baik mana yang tidak. Setelah memilih bahan lanjut ke resep layaknya sikap, mau memodifikasi resep orang, mengikuti, ataupun berkreasi.
Jadi kenapa sikap di samakan dengan resep karena kita bersikap dalam sehari-hari ini bisa dari memodifikasi sikap orang, mau ngikutin tapi ga sepenuhnyalah. Ngikutin sikap orang karna di anggap baik atau mudah. Dan berkreasi yang bisa di bilang sikapnya 'suka-suka gue'.

Setelah milih resep nih, sekarang dalam proses pembuatan. Rumitnya memotong bawang merah sampai menangis, memperkirakan potongan sayuran atuapun bentuk masakan supaya menggugah selera dan ga bisa di pungkiri kalau tangan kita bisa ke potong karna saking seriusnya atau saking cerobohnya. hahahaa
Proses pembuatan yang bisa dibilang proses sikap kita, baik itu pada teman, orang lain maupun keluarga. Sikap kita yang bisa membuat orang maupun diri sendiri menangis, bimbang, bingung yang lebih parahnya lagi sampia terluka.

Hasil dari masakan kita, baik itu buat diri sendiri maupun orang lain. Layaknya sikap kita selama ini terhadap diri sendiri maupun orang lain. enak tau ga enak, merugikan atai ga merugikan. Dan jawabannya ada di rasa. Rasa masakan kita bagaikan cerminan sikap. Jika baik cukup di pertahan kan. Jika tidak perbaikilah, cari solusi dari permasalahannya dan lakukan yang terbaik.

Sabtu, 07 Juni 2014

Rasa Ini

Entah rasa apa yang sekarang bersemayam di benak ku. Rasa marah? Tapi marah pada siapa? Rasa kecewa? Tapi kecewa pada siapa? Dari hari ke hari, waktu ke waktu rasa ini semakin hebat. Senyum yang mengembang hanya ke palsuan, tawa yang terungkap hnaya sebuah sandiwara. Dan sekarang aku merasa lelah akan semua kepalsuan dan sandiwara ini.
Tan ada lagi senyum tulus yang menabur setiap perbincangan. Tak ada lagi tawa riang yang selalu hadir ketika bersama mereka. Kecewa pada mereka? Marah pada mereka? Tapi kenapa?? Tak sepatutnya ku marah atau pun kecewa karna aku sadar aku bukan siapa-siapa.
Terimakasih atas semua ketulusan yang dulu kalian berikan. Entah itu tulus atau tidak tetap saja terimakasih. Kita akhiri sandiwara ini :)