Masyarakat di jaman modern seperti ini lebih banyak menghasilkan limbah dan penggunakan energi. Limbah-limbah yang di hasilkan pun meraneka ragam mulai dari sampah, air kakus (black water), dan ada pula air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya. Limbah padat atau yang lebih dikenal sebagai sampah, seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Namun berbeda dengan sekarang, sampah akan memiliki nilai ekonomis jika kita mampu kreatif dalam pengolahannya atau dalam kata lain daur ulang. Tidak hanya dengan daur ulang sampah khususnya plastik dapat bernilai ekonomis. Melaikan dengan adanya bank sampah yang mampu menampung berbagai macam sampah salah satunya yaitu sampah plastik. Tetapi di lain pihak sampah plastik merupakan sampah nomor satu yang jadi musuh lingkungan. Hal tersebut dikarenakan plastik sulit untuk bisa terurai walau berada di tanah dalam jangka yang sangat lama. Bentuk utuh plastik akan tetap terjaga walau sudah berada di dalam tanah selama bertahun-tahun sampai ratusan tahun.
Lamanya waktu untuk penguraian sampah plastik berdampak buruk pada lingkungan khususnya alam yaitu tercemarnya tanah. Pencemaran tanah juga dihasilkan dari proses produksi industri. Salah satu penyebab yang terjadi karena pemerintah dan pelaku industri kurang mengedepankan sektor lingkungan. Akibatanya merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitas-komunitas yang tinggal di sekitar kawasan industri.
Dampak dari pencemaran tanah itu sendiri tidak terlihat secara nyata dalam waktu yang singkat. Misalnya tanah yang tercemar itu di bangun menjadi sebuah gedung. Nah, dalam hal ini pencemaran lingkungan tidak terlihat. Namun berbeda halnya jika tanah yang sudah tercemar oleh limbah plastik tadi di gunakan untuk lahan pertanian ataupun perkebunan. Dengan tercemarnya tanah sehingga mengurangi kesuburan suatu tanah. Jadi, akan terlihat nyata dari dampak pencemaran tesebut yaitu hasil panen yang mungkin hasilnya kurang baik. Untuk menyikapi hal tersebut maka tercetuslah pupuk kimia yang mampu membuat hasil panen menjadi lebih bagus dan tanpa hama. Tetapi hal tersebut malah akan memberikan dampak negatif yang lebih lanjut yaitu menjadi tidak sempurnanya suatu rantai makanan dan ekosistem.
Harapan di masa depan untuk pembangunan yang berkelanjutan maka kurangilah penggunaan plastik dan bergantilah kepada kantong kain. Namun tidak menutup kemungkinan pula untuk kita menggunakan plastik. Tetapi gunakanlah plastik seefisien mungkin sehingga kita mampu meminimalisir dari dampak negatif limbah plastik. Serta hendaknya pembangunan mendatang lebih ke arah industri yang berwawasan lingkungan sehingga mampu menjaga kelestarian alam. Jika pembangunan berwawasan lingkungan di abaikan oleh masyarakat dunia khususnya negara industri maka tidak lain dan tidak bukan akan membuat pemanasan global lebih kronis. Hal tersebut di karenakan industri-industri di dunia lebih banyak atau hampir seluruhnya menggunakan energi fosil yang hasil dari pembakarannya mengelurkan gas karbon. Gas karbon itu sendiri merupakan senyawa yang jika terlepas ke udakan maka akan membentuk gas karbon dioksida. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca yang meningkatkan radiasi dan memberikan kontribusi pada pemanasan global, yang menyebabkan rata-rata suhu permukaan bumi meningkat.
sumber di dapat dari ini, ini dan ini
bagus kok tapi kayaknya ngejreng banget
BalasHapus